- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Featured Post
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah penyuntingan media cetak. Dosen pengampu Maya Dewi Kurnia, S.S., M.Pd.
Nama: Ficky Febriadi
NPM: 116050068
Nama: Ficky Febriadi
NPM: 116050068
Ada besi menancap di kulit leher, membuat luka dalam yang menganga. Tulang rahang patah - sehingga wajahnya tak menentu - tulang ekorhingga panggulnya mengalami keretakan. Inilah kondisi Intan, salah seorang korban robohnya sanggar kesenian.
Mata Tri Intan Apriyani mulai berbinar seiring semanatnya yang terus membara. Kondisi remaja yang menjadi korban robohnya sanggar kesenian di Cirebon itu berangsur membaik. Meskipun tubuhnya masih terbaring lemas di ranjang Rumah Sakit Gunung Jati, setidaknya ada senyuman yang tersungging dari bibirnya ketika Nova menemuinya, Kamis (26/4).
Suara Intan sangat lirih begitu menyapa kedatangan Nova di kamar no.9 Nyimas Gandasari di rumah sakit tersebut. Saat itu jam masih menunjukkan pukul 15:00 WIB, suasana juga masih tampak lengang. Tidak banyak orang yang berlalu-lalang, kecuali perawat yang tampak keluar-masuk ruangan untuk memeriksa kondisi pasien. Hati Intan masih amat berduka, terutama saat mengingat teman-temannya yang meninggal dunia akibat kejadian itu.
Peristiwa nahas robohnya sanggar kesenian wayang kulit Hidayat Jati di Desa Gegesik Wetan, Cirebon itu terjadi pada 16 April 2018 lalu. Saat itu jam masih menunjukkan pukul 10.30 WIB, Intan dan beberapa temannya dari SMPN 1 Gegesik sedang berlatih tari untuk persiapan penampilan mereka dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), tanggal 2 Mei 2018 di sekolah.
Saat sedang berlatih gamelan, tiba-tiba dari atap sanggar terdengar benda jatuh. Padahal tidak ada angin dan gempa. Selang beberapa menit, muncul lagi suara serupa tetapi lebih keras. Mendengar hal itu, semua orang di dalam ruangan menoleh ke arahlangit-langit sanggar. Tidak lama, bangunan itu langsung runtuh dan meluluhlantahkan semua yang ada di sekitarnya.
Ambruknya bangunan sanggar, kata Umayah, ibunda Intan, berasal dari bangunan sebelahnya. "Di sebelah sanggar ada bangunan tua yang lama kosong. Bangunan itu terdiri daru dua lantai, yang pada bagian atasnya dijadikan sarang burung walet. Ketika bangunan itu runtuh, tentu mengenai sanggar yang berada di sampingnya."
Dari kejadian itu, tujuh orang kehilangan nyawa, yakni Andra (13), Aris (13), Fada (13), Fardi (14), dalang berprestasi Adzikri (14), Suparti (13), termasuk Suherman (48), si pemilik sanggar. Selain korban tewas, beberapa siswa mengalami luka serius, bahkan diantaranya sempat dinyatakan kritis termasuk Intan.
Tak Ada Firasat Buruk
Peristiwa robohnya sanggar kesenian Hidayat Jati memang tidak bisa diduga semua orang termasuk Intan yang kini membujur di ranjang yang ditutup sprei putih itu. Tidak pernah terbesit dalam benak remaja itu bahwa dia akan mengalami kondisi yang nyaris merenggut nyawanya. Hal itu pun dirasakan sang ibu, Umayah; dia tidak memiliki firasat buruk terhadap anak bungsunya saat itu.
Saat hari kejadian, sekitar pukul 10:00 Intan berpamitan kepada Umayah untuk berlatih gamelan di sanggar Hidayat Jati. Dia dan sejumlah temannya sedang mempersiapkan pertunjukan. Lantaran waktunya semakin dekat, maka jadwal latihan pun semakin sering, yaitu setiap pagi dan sore. Namun, kurang dari satu jam, tiba-tiba datang teman Intan kerumah. Dia meminta Umayah segera datang ke sanggar "Saya khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Intan," kata Umayah yang mengaku perasaannya tidak karuan sepanjang perjalanan ke sanggar.
Sesampai di sanggar, Umayah kaget melihat kerumunan orang. Bangunan yang awalnya berdiri kokoh, mendadak rata dengan tanah. Saat dirinya mendekat, tampak garis polisi terpasang di antara bangunan yang sudah porak-poranda. Hatinya semakin risau. Matanya awas mencari Intan. "Saya sempat dilarang masuk ke lokasi oleh polisi. Tetapi saya bilang, saya ibunya Intan yang ikut latihan disanggar ini," terang Umayah.
Polisi pun mengarahkan Umayah untuk segera ke Rumah Skit Arjawinangun. Dia bergegas menuju rumah sakit menyambangi ruang UGD, dan melihat beberapa teman Intan yang ikut latihan di sanggar tergeletak kaku. Orang-orang disekitarnya hanya bisa meratapi. Meski ada rasa takut, Umayah berusaha berprasangka baik. Keyakian itu berbuah manis, ketika Umayah mendapati Intan di ruangan itu dengan kondisi sadar. Dia masih bisa merintih dan berbicara, meski besi menancap di kulit leher dan membuat luka dalam yang menganga.
"Kondisi wajahnya juga menjadi tidak menentu, karena rahangnya patah," ungkap Umayah. "Saya sedih melihat keadaan Intan waktu itu, tetapi di satu sisi saya masih bersyukur dia masih ada di dekat saya."
Benturan batu akibat runtuhnya bangunan meninggalkan luka serius di bagian wajah, rahang, dan kaki Intan. Lantaran peralatan medis tidak memadai, Intan dirujuk ke rumah sakit besar di kota Cirebon. Pada hari itu pula, Intan dilarikan ke Rumah Sakit Gunung Jati untuk mendapatkan penanganan yang intensif.
Dari hasil observasi dokter, diketahui tulang rahang Intan patah dan tulang ekor hingga panggulnya mengalamikeretakan. Untuk itu diperlukan operasi untuk memulihkan kondisinya. Lima hari setelah berada di rumah sakit, Intan menjalani operasi rahang. Setelah itu dilakukan operasi rahang kedua tanggal 26 April 2018 untuk memasang penyangga dalam mulutnya. Jika keadaannya membaik, dilanjutkan dengan operasi kaki dan tulang panggulnya.
Kebanggaan Keluarga
Intan yang menjadi salah satu korban kritis dari peristiwa itu merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Rupanya, sejak kecil dia sudah menunjukkan bakat seninya. Kata Umayah, Intan senang menari. Mangkannya Umayah memasukkannya ke sanggar seni. Kini dia menguasai beberapa tarian, termasuk tari topeng dan tari Jaipong. Berbagai kompetensi tari tradisional di Cirebon pernah diikuti. Ada yang berhasil menang, ada pula yang tidak. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus menari.
"Intan itu anak yang aktif. Dia senang berkegiatan," ungkap Umayah
Sehari-hari, Intan menghabiskan waktunya di sekolah dan latihan menari. Baru ketika duduk di bangku SMP Intan baru tertarik mempelajari alat musik tradisional. Dia ikut kedalam sanggar kesenian wayang kulit Hidayat Jati. Lokasi sanggar yang bertetangga desa semakin membuat dirinya bersemangat untuk terus latihan. Di sanggar yang dipimpin Suherman, Intan dippercaya memainkan bonang (alat musik tradisional yang bentuknya seperti gong berukuran mini). Meski belum lama memainkan alat musik itu, kemampuannya tidak bisa diremehkan. Hal tersebut membuat dia terpilih untuk ikut dalam tim kesenian wayang yang akan ditampilkan pada peringatan Hardiknas tersebut.
Walau banyak kegiatan, Intan tidak pernah melupakan tugasnya sebagai peajar. Sejak SD Intan mendapat peringkat kelas. Dia juga pandai berpidato, makanya sering dipilih mewakili sekolah mengikuti lomba pidato tingkat pelajar. "Dia kebanggaan keluarga," tandas Umayah.
Hal sama juga dikatan Euis, kakak perempuan Intan. Bagi Euis, Intan bukan hanya sosok adik perempuan, tetapi juga sahabat. "Kami dekat, kamisering bercanda. Saya juga sering mengantarkan Intan ke tempat dia berkegiatan. Dia anak yang penurut, "ujar Euis. "Yang disesalkan, pagi itu saya mengantarkan Intan ke sanggara dalam keadaan baik, tetapi beberapa menit kemudian terdengar kabar buruk tentangnya, "cerita Euis dangan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Intan sendiri mengaku bersyukur bahwa dirinya masih diberi kesempatan berada di tenah keluarga. Dia pun tidak menyia-nyiakan hal itu. Dalam keterbatasannya saati ini, Intan tidak putus asa. Dia masih menyimpan harapan untuk bisa menari lagi, bermain bonang bersama teman-temannya. Keluarga un berharap Intan segera diberikan kesembuhan agar mampu menggapai cita-citanya menjadi penari terbaik.
Hadiah Kaos Putih Jadi Tanda Pengenal Intan
Tanggal 16 April 2018 jadi tanggal penting bagi Umayah. Di tanggal itu, peristiwa memilukan terjadi dan hampir membuat mereka kehilangan salah satu anggota keluarga yang dicintai. Tragedi itu berlangsun 10 hari setelah Intan merayakan ulang tahunnya yang ke-13, tanggal 6 April 2018.
Seperti biasa Intan selalu minta diberikan kado. Di ulang tahunnya yang beranjak remaja, dia meminta dibelikan kaos berwarna putih, Umayah menurutinya. Nah, lantaran merasa nyaman, kaos pemberian Umayah itu sering sekali dipakai Intan, termasuk saat berpamitan ke sanggar di hari nahas tersebut.
Kaos berwarna putih itu pula yang membuat Umayah mengenali Intan saat mencarinya di ruangan UGD rumah sakit. Luka di wajah, leher, serta lebam-lebam sebenarnya membuat Intan sulit dikenali. Namun rintihan intan dan kaos yang dikenakannya memydahkan Umayah memastikan keberadaan sosok anaknya tersebut.
Semoga lekas sembuh ya, Intan.
Peristiwa robohnya sanggar kesenian Hidayat Jati memang tidak bisa diduga semua orang termasuk Intan yang kini membujur di ranjang yang ditutup sprei putih itu. Tidak pernah terbesit dalam benak remaja itu bahwa dia akan mengalami kondisi yang nyaris merenggut nyawanya. Hal itu pun dirasakan sang ibu, Umayah; dia tidak memiliki firasat buruk terhadap anak bungsunya saat itu.
Saat hari kejadian, sekitar pukul 10:00 Intan berpamitan kepada Umayah untuk berlatih gamelan di sanggar Hidayat Jati. Dia dan sejumlah temannya sedang mempersiapkan pertunjukan. Lantaran waktunya semakin dekat, maka jadwal latihan pun semakin sering, yaitu setiap pagi dan sore. Namun, kurang dari satu jam, tiba-tiba datang teman Intan kerumah. Dia meminta Umayah segera datang ke sanggar "Saya khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Intan," kata Umayah yang mengaku perasaannya tidak karuan sepanjang perjalanan ke sanggar.
Sesampai di sanggar, Umayah kaget melihat kerumunan orang. Bangunan yang awalnya berdiri kokoh, mendadak rata dengan tanah. Saat dirinya mendekat, tampak garis polisi terpasang di antara bangunan yang sudah porak-poranda. Hatinya semakin risau. Matanya awas mencari Intan. "Saya sempat dilarang masuk ke lokasi oleh polisi. Tetapi saya bilang, saya ibunya Intan yang ikut latihan disanggar ini," terang Umayah.
Polisi pun mengarahkan Umayah untuk segera ke Rumah Skit Arjawinangun. Dia bergegas menuju rumah sakit menyambangi ruang UGD, dan melihat beberapa teman Intan yang ikut latihan di sanggar tergeletak kaku. Orang-orang disekitarnya hanya bisa meratapi. Meski ada rasa takut, Umayah berusaha berprasangka baik. Keyakian itu berbuah manis, ketika Umayah mendapati Intan di ruangan itu dengan kondisi sadar. Dia masih bisa merintih dan berbicara, meski besi menancap di kulit leher dan membuat luka dalam yang menganga.
"Kondisi wajahnya juga menjadi tidak menentu, karena rahangnya patah," ungkap Umayah. "Saya sedih melihat keadaan Intan waktu itu, tetapi di satu sisi saya masih bersyukur dia masih ada di dekat saya."
Benturan batu akibat runtuhnya bangunan meninggalkan luka serius di bagian wajah, rahang, dan kaki Intan. Lantaran peralatan medis tidak memadai, Intan dirujuk ke rumah sakit besar di kota Cirebon. Pada hari itu pula, Intan dilarikan ke Rumah Sakit Gunung Jati untuk mendapatkan penanganan yang intensif.
Dari hasil observasi dokter, diketahui tulang rahang Intan patah dan tulang ekor hingga panggulnya mengalamikeretakan. Untuk itu diperlukan operasi untuk memulihkan kondisinya. Lima hari setelah berada di rumah sakit, Intan menjalani operasi rahang. Setelah itu dilakukan operasi rahang kedua tanggal 26 April 2018 untuk memasang penyangga dalam mulutnya. Jika keadaannya membaik, dilanjutkan dengan operasi kaki dan tulang panggulnya.
Kebanggaan Keluarga
Intan yang menjadi salah satu korban kritis dari peristiwa itu merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Rupanya, sejak kecil dia sudah menunjukkan bakat seninya. Kata Umayah, Intan senang menari. Mangkannya Umayah memasukkannya ke sanggar seni. Kini dia menguasai beberapa tarian, termasuk tari topeng dan tari Jaipong. Berbagai kompetensi tari tradisional di Cirebon pernah diikuti. Ada yang berhasil menang, ada pula yang tidak. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus menari.
"Intan itu anak yang aktif. Dia senang berkegiatan," ungkap Umayah
Sehari-hari, Intan menghabiskan waktunya di sekolah dan latihan menari. Baru ketika duduk di bangku SMP Intan baru tertarik mempelajari alat musik tradisional. Dia ikut kedalam sanggar kesenian wayang kulit Hidayat Jati. Lokasi sanggar yang bertetangga desa semakin membuat dirinya bersemangat untuk terus latihan. Di sanggar yang dipimpin Suherman, Intan dippercaya memainkan bonang (alat musik tradisional yang bentuknya seperti gong berukuran mini). Meski belum lama memainkan alat musik itu, kemampuannya tidak bisa diremehkan. Hal tersebut membuat dia terpilih untuk ikut dalam tim kesenian wayang yang akan ditampilkan pada peringatan Hardiknas tersebut.
Walau banyak kegiatan, Intan tidak pernah melupakan tugasnya sebagai peajar. Sejak SD Intan mendapat peringkat kelas. Dia juga pandai berpidato, makanya sering dipilih mewakili sekolah mengikuti lomba pidato tingkat pelajar. "Dia kebanggaan keluarga," tandas Umayah.
Hal sama juga dikatan Euis, kakak perempuan Intan. Bagi Euis, Intan bukan hanya sosok adik perempuan, tetapi juga sahabat. "Kami dekat, kamisering bercanda. Saya juga sering mengantarkan Intan ke tempat dia berkegiatan. Dia anak yang penurut, "ujar Euis. "Yang disesalkan, pagi itu saya mengantarkan Intan ke sanggara dalam keadaan baik, tetapi beberapa menit kemudian terdengar kabar buruk tentangnya, "cerita Euis dangan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Intan sendiri mengaku bersyukur bahwa dirinya masih diberi kesempatan berada di tenah keluarga. Dia pun tidak menyia-nyiakan hal itu. Dalam keterbatasannya saati ini, Intan tidak putus asa. Dia masih menyimpan harapan untuk bisa menari lagi, bermain bonang bersama teman-temannya. Keluarga un berharap Intan segera diberikan kesembuhan agar mampu menggapai cita-citanya menjadi penari terbaik.
Hadiah Kaos Putih Jadi Tanda Pengenal Intan
Tanggal 16 April 2018 jadi tanggal penting bagi Umayah. Di tanggal itu, peristiwa memilukan terjadi dan hampir membuat mereka kehilangan salah satu anggota keluarga yang dicintai. Tragedi itu berlangsun 10 hari setelah Intan merayakan ulang tahunnya yang ke-13, tanggal 6 April 2018.
Seperti biasa Intan selalu minta diberikan kado. Di ulang tahunnya yang beranjak remaja, dia meminta dibelikan kaos berwarna putih, Umayah menurutinya. Nah, lantaran merasa nyaman, kaos pemberian Umayah itu sering sekali dipakai Intan, termasuk saat berpamitan ke sanggar di hari nahas tersebut.
Kaos berwarna putih itu pula yang membuat Umayah mengenali Intan saat mencarinya di ruangan UGD rumah sakit. Luka di wajah, leher, serta lebam-lebam sebenarnya membuat Intan sulit dikenali. Namun rintihan intan dan kaos yang dikenakannya memydahkan Umayah memastikan keberadaan sosok anaknya tersebut.
Semoga lekas sembuh ya, Intan.
Disunting oleh: Ficky Febriadi
Komentar
Do you realize there is a 12 word sentence you can speak to your man... that will induce intense feelings of love and instinctual attraction to you buried within his heart?
BalasHapusBecause hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, adore and protect you with all his heart...
12 Words That Fuel A Man's Love Impulse
This instinct is so hardwired into a man's genetics that it will drive him to work better than before to to be the best lover he can be.
Matter-of-fact, fueling this mighty instinct is so mandatory to getting the best possible relationship with your man that the instance you send your man one of these "Secret Signals"...
...You'll immediately notice him open his mind and heart for you in such a way he's never experienced before and he'll distinguish you as the one and only woman in the world who has ever truly tempted him.
Your Affiliate Profit Machine is waiting -
BalasHapusPlus, making money online using it is as simple as 1---2---3!
It's super easy how it works...
STEP 1. Choose which affiliate products the system will promote
STEP 2. Add push button traffic (it takes JUST 2 minutes)
STEP 3. See how the system explode your list and sell your affiliate products for you!
Are you ready to make money ONLINE?
Your MONEY MAKING affiliate solution is RIGHT HERE