Featured Post

[Feature] Tradisi Pengantin Tebu

Gadget Pendeteksi Sniper Besutan Inggris



Inggris saat ini tengah menguji sebuah senjata revolusioner yang dapat melacak lokasi penembak jitu pasukan musuh dengan cepat dan akurat dari jarak 1.000 yards atau sekitar 900 m.
Seperti dikutip dari DailyMail, perangkat kecil ini sudah dikembangkan oleh ilmuwan yang bekerja pada lab rahasia Defence Science and Technology Laboratory di Wiltshire, Inggris.
Perangkat bernama Boomerang Warrior-X itu mampu mendeteksi lokasi penembak jitu dengan cepat, sehingga pasukan Inggris akan bisa menyerang balik penembak jitu tadi. 
Detektor ini menggunakan teknologi pemrosesan akustik yang canggih untuk mengevaluasi posisi musuh dengan menentukan koordinat target pada sebuah sebuah layar kecil sebagai indikatornya.
Warrior-X yang dilengkapi dengan prosesor yang memiliki detektor paling canggih di pasaran. Detektor itu telah juga dimodifikasi oleh ilmuwan militer AS untuk digunakan di Irak.
Saat musuh menembak, maka sistem akustik akan mengetahui arah tembakan musuh, dan display alat itu akan menunjukkan indikator panah yang memperlihatkan lokasi musuh.
Teknologi ini juga menggunakan sebuah software yang mampu menyediakan update secara berkala atas lokasi musuh, bahkan saat musuh sudah bergerak karena merasa tersudut.
Page 48 graphic
Tak hanya itu, Warrior-X juga bisa terhubung dengan sistem senjata Joint Tactical Air Controllers untuk memberikan lokasi musuh yang tepat kepada pilot pesawat tempur yang hendak melakukan serangan udara.
Senjata yang secara resmi dikenal dengan nama Compact Soldier Worn Shooter-Detector System itu, tiap unitnya dijual seharga 10 ribu poundsterling atau sekitar Rp 140 juta.
Pasukan Inggris telah memesan 1.000 unit Warrior-X untuk digunakan di Provinsi Helmand Afganistan. Bila alat in terbukti membantu, Inggris akan melengkapi lebih banyak lagi pasukannya dengan gadget ini.
"Alat ini sedikit banyak bisa membantu pasukan untuk lebih menjaga keselamatan mereka. Model awal yang lebih besar dari alat ini telah digunakan oleh pasukan AS di Irak, juga di Afganistan. Namun, ini pertama bagi Inggris dan bisa dipandang sebagai alat yang revolusioner," ujar sumber senior militer Inggris. 

Komentar